Tadi pagi aku berencana posting artikel :
Kantorku Panas Sekaleee… (gimana neraka ya??)
Jakarta oh Jakarta… you’re so hot! Perhatian: Hot di sini bukan berarti sexy atau keren, tapi Hot dalam makna yang sebenarnya, makna denotasi, yang artinya suhu yang panas. Yah! Jakarta memanas. Senin kemarin menurut teman kantorku suhu menunjukkan 37oC. Bayangkan… di Mekkah suhunya mungkin sekitar 40oC. Berarti sedikit lagi Jakarta bisa jadi Mekkah. (Tidak… tidak… tidak… ngga mau ah!) Kalau aku boleh mengandaikan diri sekarang… aku sangat bersyukur aku bukan ice cream… karena kalau aku adalah ice cream pasti saat ini aku sudah meleleh bahkan menguap… hahahaha. Sebenarnya bukan Jakarta saja yang memanas, semua daerah di Indonesia juga mengalami hal yang sama. Teman-teman di Surabaya mengeluh Surabaya tambah panas. Ortu-ku di Situbondo cerita, langganannya banyak yang ngomel karena hawa yang panas ini. Semua daerah tambah panas. Ini yang disebut dengan global warming. Tahu ngga itu apa? Gambarannya sih kaya di film Ice Age. Global warming ini efeknya menakutkan sekali, karena kalau semua bertambah panas, otomatis akan membuat es-es yang ada di kutub mencair. Kalau es mencair, berarti volume laut akan bertambah, dan akibatnya volume daratan akan berkurang, alias tenggelam. Menakutkan sekali bukan? Dunia akan berakhir! Terus kalau dunia berakhir kita akan ke mana…. (mari direnungkan masing-masing) OK. Kita kembali lagi ke kota Jakarta, ke wilayah Jakarta Selatan, daerah Fatmawati, di Ruko Duta Mas blok C2/19. Kondisi Jakarta yang begitu panas ini diperparah oleh AC di kantor yang rusak. Ngga semuanya rusak sih, lantai 1 dan 2 aman-aman saja, masih dingin. Tapi… lantai 3, lantai tempat aku bekerja, wow… luar biasa men panasnya… (*tolong dong bos diganti AC-nya hehehe*) Ngga tahu kenapa, sudah di-service berkali-kali tetep saja ngga beres-beres.
Ada yang bilang mungkin karena lantai 3 orang-orangnya penuh dengan dosa, makanya hawanya jadi panas, karena kaya neraka. Hahaha. Ada-ada saja. Yang jelas sih, sudah saatnya AC diganti. Berbagai ide gila muncul di tengah hawa lantai 3 yang memanas ini:
- CL : “Gimana kalo kita semua nuddies?? Panas bangeett!”
(arrgghhh… jangan… nanti dibilang melanggar UU APP hehe)
- Maro : “Beli ice cream yuk… gue yang bayarin deh… panas banget”
(good idea! Walaupun aku lagi pilek, tapi siapa yang bisa menolak potongan ice cream vinetta di meja yang disajikan di saat hawa begitu panas.. sllrrpp)
- Somebody : “Gimana kalo kita semua ke kantor pake kaos??”
(hihihi… masalahnya… boleh ngga nih sama Bos??) Alhasil, karena lantai 3 begitu panas, akhirnya keceriaan, kebersamaan, dan ke-rame-an lantai 3 pun sirna. Karena semua orang pada sibuk kipas-kipas, turun ke lantai 1, atau ngungsi ke ITC sekaligus cuci mata. Padahal, biasanya lantai 3 adalah lantai yang paling gila, selalu diisi dengan canda dan tawa…. Namun akibat hawa yang begitu panas… keceriaan itu pun ikut meleleh. Hawa boleh panas… AC boleh mati… tapi hati dan pikiran harus tetap jernih, tetap dingin, dan tetap semangat untuk bekerja. Karena kalo ngga gitu, hari-hari kerja hanya akan diisi oleh omelan-omelan. Btw, mengomel itu dosa lo… karena ngga mensyukuri apa yang sudah diberikan Tuhan oleh kita. Dan kalo kita ngomel terus, itu artinya ngumpulin dan nimbun dosa. Dan kalo banyak dosa, ntar masuk neraka! Idih… serem ah… Dunia saja sudah begini panas, gimana neraka? Ngga usah dibatangin lah… Ngga pingin masuk ke sana… Jadi, mengatasi hawa yang panas ini, lebih baik pasang senyum aja, anggap saja lagi di Hawaii, lagi sun bathing… mungkin dengan demikian akan membuat kita lebih bisa positive thinking, tetap produktif bekerja, walaupun hawa begitu panas, dan AC rusak J Tapi… belum sempat aku nge-post tulisan di atas. Ada sebuah email ‘Akan dipasang AC baru’ Horeee… lantai 3 bersorak gembira. hehehe. Karena AC sudah dipasang, jadi ngga relevan lagi deh ceritanya… tapi ngga apa-apa. Buat penghibur aja bagi yang membaca-nya 🙂
Ini nih foto AC baru kita :

Hore… jadi ngga panas lagi… membuat hati dan pikrian jadi dingin, lantai 3 jadi produktif lagi. hehe :p